SAMPIT, Polisi harus
benar-benar bekerja keras untuk menangkap pelaku perampokan di toko Berkat
Mandiri Jalan Jenderal Sudirman Km 1, Sampit, yang terjadi Selasa (24/7)
sekitar pukul 17.38 WIB lalu. Rekaman Closed Circuit Television (CCTV) yang
biasanya sangat membantu untuk mengidentifikasi para pelaku, tak bisa
diandalkan lantaran CCTV di toko itu sedang rusak.
Aksi kawanan empat
perampok bersenjata api (senpi) yang berhasil menggasak tas berisi uang
Rp6juta, MP3 Player serta bundel cek bilyer giro (BG) ini tidak sempat terekam
dikarenakan perangkat CCTV tidak berfungsi. “Toko kami memang terpasang CCTV,
tapi sayang CCTV tidak sempat merekam dan kebetulan CCTV kami sedang mengalami
gangguan,” ujar Yuyung, korban yang merupakan pemilik toko tersebut di hadapan
polisi.
Karena tidak sempat
terekam, polisi sangat menyayangkan padahal dengan hasil rekaman tersebut dapat
membantu aparat mengenal ciri-ciri pelaku dan mempermudah penyelidikan
mengungkap siapa kawanan perampok yang mengendarai dua sepeda motor itu.
“Padahal di toko ada CCTV, menurut informasi pemilik toko CCTV tidak berfungsi.
Sangat disayangkan CCTV tidak berhasil merekam aksi kawanan ini,” kata
Kasatreskrim Polres Kotim AKP Wahyu Rohadi SIK.
Wahyu belum bisa
memastikan, apakah aksi kawanan perampok di toko sembako ini merupakan pelaku
yang sama seperti pada kasus perampokan terdahulu. “Belum bisa dipastikan, dan
lagi terlalu dini untuk mengaitkan kesamaan pelaku,” imbuhnya.
Sementara itu, beberapa
warga sekitar tempat kejadian menyebutkan, sebelum perampokan di toko milik
Yuyung terjadi, mereka sempat curiga dengan keberadaan dua buah sepeda motor
yang terparkir tidak berapa jauh dari lokasi kejadian. Karena tidak mengira
kalau pengendara sepeda motor berboncengan itu adalah pelaku kejahatan, warga
tidak menghiraukan keberadan motor dengan ciri satu jenis motor bebek dan satu
lainnya motor besar seperti Yamaha Vixon.
“Warna motor tidak
begitu jelas, karena mereka parkir di pinggir jalan dan gelap. Ternyata, ciri
motor itu sama dengan yang datang merampok di toko milik Yuyung,” ujar salah
satu warga di sekitar tempat kejadian.
Saksi warga lainnya
menuturkan, mereka sempat mendatangi tempat kejadian. Warga awalnya mengira
kalau pemilik toko berkelahi dengan orang. Semula warga hendak melerai, namun
salah seorang pelaku menodongkan senpi jenis pistol. “ Karena takut ada pistol,
kami lantas mundur dan melihat pelaku kabur ke arah barat (Jalan Jenderal
Sudirman),” ucap warga lainnya.
Hingga kemarin(25/7),
polisi masih mendalami kasus tersebut, termasuk meminta keterangan sejumlah
saksi untuk mengidentifikasi para pelaku. Polisi berharap bisa segera
mengungkap kasus ini dan menangkap para pelaku sehingga tidak lagi meresahkan
masyarakat. (fm)



“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki
itu.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya
datang.


Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat
bersuka cita menyambutnya.


“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah.” Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu
dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi
datang menemui pohon apel itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau
panjat,” kata pohon apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab
anak lelaki itu. “Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku
berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat
ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.







